Indonesia adalah sebuah Negara yang
terletak di Asia Tenggara. Dengan kepemilikan 17.504 pulau, yang terbagi atas
13.466 pulau yang terdaftar, bernama, dan berkoordinat, serta pulau tak bernama
sebanyak 4.038 (Badan Informasi Geospasial, 2015). Indonesia diakui sebagai
Negara kepulauan terbesar di dunia dan Negara yang memiliki garis pantai
terpanjang ke-2 setelah Kanada. Negara Indonesia juga terletak diantara benua Asia
dan benua Australia serta diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Kondisi
geografis yang demikian menjadikan Indonesia memiliki posisi yang sangat
strategis. Indonesia juga salah satu Negara yang dilalui garis khatulistiwa
sehingga Indonesia memiliki hutan hujan atau rainforest, hal ini disebabkan
curah hujannya yang tinggi yaitu sekitar 98 inchi hinga 138 inchi pertahun.
sehinga Indonesia memiliki keanekaragaman biota yang tinggi (biodiversity). Hutan hujan tropis adalah
rumah bagi bebagai tumbuhan dan satwa liar. Salah satu hewan yang hidup didalam
hutan hujan tropis adalah orangutan. Orangutan adalah kera besar yang hidup di
Indonesia dan Malaysia. Serta memiliki kerabat yaitu gorilla, simpanse, dan
bonobo yang hidup di Afrika. Namun orangutan dan kerabatnya memiliki perbedaan
yaitu orangutan cenderung hidup sendirian sementara gorilla, simpanse, dan
bonobo hidup berkelompok.
Di Indonesia, hanya terdapat dua
jenis orangutan. Orangutan yang hidup di Sumatera (pongo abelii) dan yang hidup di Borneo (pongo pygmaeus). Sementara itu orangutan Borneo dibedakan lagi
menajadi tiga jenis. Yang pertama adalah pongo pygmaeus pygmaeus yang berada di
utara sungai Kapuas (Kalimantan barat) hingga ke timur laut serawak (Malaysia).
Yang kedua pongo pygmaeus morio yang hidup di sabah Malaysia hingga ke selatan
sungaui Mahakam Kalimantan timur, dan yang ketiga adalah pongo pygmaeus wurmbii
yang dapat dilihat mulai dari bagian selatan sungai Kapuas (Kalimantan barat)
hingga ke timur sungai barito (Kalimantan tengah).
Namun pada awal Juli tahun 2016,
IUCN (International Union for Conservation of Nature) menetapkan status
orangutan Kalimantan naik ke level kritis (Critically Endangered/CR)
yang sebelumnya Genting (Endangered/EN). Banyak sekali faktor yang menyebabkan kenapa orangutan semakin
berkurang populasinya. Kebakaran hutan dan perburuan liar adalah faktor primer.
Pembukaan lahan baru untuk perkebunan,
pertanian lahan kering, HTI, sonor dan mencari ikan entah dari warga
masyarakat ataupun perusahaan sering melakukan pembakaran. Dan yang paling
berbahaya adalah pembukaan lahan di hutan gambut. Kerusakan hutan di tanah air
sangat memperihatinkan, data dari kemetrian kehutanan republik Indonesia
sedikitnya 1,1 juta hectare hutan Indonesia menyusut setiap tahunnya. Data dari
Kementerian Kehutanan menyebutkan dari sekitar 130 juta hektar hutan yang
tersisa di Indonesia, 42 juta hektar diantaranya sudah habis ditebang. Semakin
parahnya kerusakan hutan, sangat menggangu keseimbangan ekosistem disekitarnya.
Kemanakah satwa liar akan berlindung ketika rumahnya dihancurkan? Ya, mereka
akan mencari rumah baru untuk berlindung. Sementara hutan habis, tidak ada
pilihan lain bagi mereka untuk pergi kehutan yang berada di dekat perkampungan
warga atau di perkebunan warga. Mereka bersaing dengan manusia untuk mencari
makan dan hidup. Sehingga banyak sekali konflik antara satwa liar dan manusia.
Dan banyak berakhir dengan kerugian bagi keduabelah pihak. Rusaknya hutan telah
menjadi ancaman bagi seluruh mahluk hidup. Tidak hanya satwa liar, tetapi
manusia yang bergantung dengan alam atau orang rimba sangat terancam
kehidupannya.
Perburuan liar adalah faktor yang
menyebabkan semakin menipisnya populasi orangutan. Salah satu perburuan liar
yang sedang marak terjadi adalah perburuan dengan senapan angin. Perbuan
mengunakan senapan angin adalah sebuah tindakan yang menyalahi aturan. Dalam
peraturan kapolri no.8 tahun 2012 tentang “Pengawasan dan Pengendalian Senjata
Api untuk Kepentingan Olahraga”. Senapan angin hanya digunakan untuk
kepentingan menembak sasaran atau target
(pasal 4 ayat 3) dan hanya digunakan dilokasi pertandingan dan latihan (pasal 5
ayat 3). Di Indonesia satwa liar langka dan dilindungi sering kali menjadi
target perburuan liar dengan senapan angin. Salah satunya adalah orangutan.
Berdasarkan data dari Center of Orangutan Protection (COP) dalam rentang waktu
2004-2016 terdapat 23 kasus orangutan yang mati dan mengalami cacat akibat
senapan angin. Beberapa kasus antara lain terjadi di medan, bontang, pecan
baru, Kalimantan timur, Kalimantan barat ( metrotvnews.com). hal ini sangat
memperihatinkan, orangutan yang statusnya satwa liar yang hampir punah diburu
dan anaknya diperjual belikan. Orangutan adalah satwa yang harus kita lindungi
dan jaga bersama, karena inilah warisan ntuk anak cucu kita kelak. Namun
harapan belum hilang dan dapat tumbuh, banyak sekali LSM dan organisasi
internasional maupun nasional yang berupaya keras menyelamatkan orangutan. Ini
adalah suatu kebanggan. Salah satunya adalah Taman Nasional Tanjung Putting
yang berada di Borneo, tepatnya di Kalimantan tengah. Dan berbagai LSM lain
yang berkomitmen untuk menyelamtkan orangutan. Saya lahir di jawa, dan saya
hanya mendengar kisah tentang harimau jawa dari kakek saya dan para orangtua di
daerah saya.
Hal
ini sangat menyakitkan bagi saya, dan saya tidak ingin kelak anak-anak
Indonesia khususnya anak-anak Kalimantan (Borneo) dan sumatera yang notabenya
adalah daerah yang memliki orangutan mereka tidak mengenal orangutan dan hanya
dapat mendengar cerita dari kakek dan ayah mereka tentng siapa itu orangutan
dan dimanakah mereka tinggal. Bagi saya perjalanan adalah sebuah pelajaran,
dari setiap pejalanan saya, saya selalu mendapatkan hal baru dan banyak
pelajaran sehingga saya dapat mengetahui siapa diri saya dan mengerti esensi
dari mahluk yang bernama manusia. Karena bagi saya, manusia tidak diukur dari
apa yang ia capai dan dapatkan, tetapi tentang bagaimana ia dapat menaklukan
dirinya. Saya selalu ingin melakukan perjalanan, tidak hanya menikmati kita
harus mencintai dan menyayangi alam ini. Dan saya sangat ingin sekali mengunjungi dan
menulis cerita perjalanan saya ke Tanjung Putting sebagai taman nasional yang
dan tempat konservasi orangutan juga Pulau Derawan dan berbagai tempat indah lain di Indonesia. Di akhir tulisan ini, saya
mengutip sebuah kata-kata dari nantive American proverb yang semoga menyadarkan
beberapa orang yang membaca tulisan ini “only when the last tree has been cut
down; only when the last river has been poisoned; only the last fish has been
caught; only then will we find that money cannot be eaten”.
Sumber:
Wwf.or.id
Greenpeace.or.id
Orangutan.id
Kompas.com
Badan
informasi geospasial
0 Response to "Lindungi Lestarikan atau Hilang"
Posting Komentar